Sabtu, 15 Desember 2012

BERFILSAFAT BERSAMA FILSUF KATAK


Judul Buku      : Firebelly: Novel Perjananan Menuju Inti Pemikiran
Penulis             : J.C.Michaels
Penerbit          : Serambi
Edisi                : September 2010
Tebal               : 323 halaman

Selama ini mempelajari filsafat dianggap sebagai aktivitas melelahkan, menjenuhkan dan bahkan membosankan karena menguras energi berpikir orang yang melakukan, maka novel ini justru memberi cara pandang lain bahwa belajar filsafat tidak selalu rumit seperti dibayangkan mainstream.

Mendalami filsafat bisa dengan cara yang lebih mudah dimengerti. Dalam arti sederhana, ilmu filsafat dalam novel ini dikemas lebih membumi melalui petualangan hidup firebelly, katak kecil berperut merah-api yang kedua kakinya buntung. Dari kisah katak inilah kesadaran pembaca akan digiring pada pengembaraan ilmu filsafat lewat pengalaman hidup seekor katak buntung.
Novel ini memang sungguh inspiratif. Membuka lembaran demi lembaran buku ini di dalamnya memuat berbagai cerita hidup katak buntung yang tidak pernah menyerah pada takdir kehidupan yang ia alami. Yakni, meskipun ia cacat, tapi katak itu tidak pernah menyesali kekurangan yang ia miliki. Tapi, katak buntung yang dalam novel ini digambarkan hidup dengan penuh rasa optimis, punya semangat hidup tinggi, pantang menyerah pada nasib dan berani mengambil keputusan hidup dalam keadaan rumit sekalipun.
Misalkan saja, ketika katak itu dikembalikan ke habitatnya di sebuah toko binatang oleh seorang bocah berusia 10 tahun bernama Caroline karena sang bocah tahu bahwa katak tersebut buntung, hidup katak tersebut mengalami dilema. Apakah ia akan kembali hidup dalam kurungan sang pemilik toko binatang atau ia akan mencari kehidupan di luar yang penuh rintangan dan gejolak yang mungkin saja tidak terbatas.
Selain kisah katak buntung yang menggugah empati pembaca dan mengajak pembaca berfilsafat dengan kisah hidup katak cacat, novel ini juga terbilang unik. Biasanya tokoh yang diangkat dalam cerita novel adalah manusia, namun sang penulis amat kreatif dengan menghadirkan tokoh binatang dalam karyanya ini.
Novel ini menjadi layak untuk dimiliki oleh siapa saja utamanya bagi mereka yang ingin belajar filsafat dengan cara mudah. Apalagi, gaya bahasa yang digunakan sang penulis begitu renyah, mudah dipahami, enak dibaca karena dibumbuhi dengan selera humor yang membuat siapa saja tidak letih ketika membaca kisah petualangan seekor katak buntung.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar