Judul Buku : Firebelly: Novel Perjananan Menuju Inti Pemikiran
Penulis :
J.C.Michaels
Penerbit :
Serambi
Edisi :
September 2010
Tebal :
323 halaman
Selama ini mempelajari filsafat dianggap sebagai
aktivitas melelahkan, menjenuhkan dan bahkan membosankan karena menguras energi
berpikir orang yang melakukan, maka novel ini justru memberi cara pandang lain
bahwa belajar filsafat tidak selalu rumit seperti dibayangkan mainstream.
Mendalami filsafat bisa dengan cara yang lebih mudah
dimengerti. Dalam arti sederhana, ilmu filsafat dalam novel ini dikemas lebih membumi
melalui petualangan hidup firebelly, katak kecil berperut merah-api yang kedua
kakinya buntung. Dari kisah katak inilah kesadaran pembaca akan digiring pada
pengembaraan ilmu filsafat lewat pengalaman hidup seekor katak buntung.
Novel ini memang sungguh inspiratif. Membuka
lembaran demi lembaran buku ini di dalamnya memuat berbagai cerita hidup katak
buntung yang tidak pernah menyerah pada takdir kehidupan yang ia alami. Yakni,
meskipun ia cacat, tapi katak itu tidak pernah menyesali kekurangan yang ia
miliki. Tapi, katak buntung yang dalam novel ini digambarkan hidup dengan penuh
rasa optimis, punya semangat hidup tinggi, pantang menyerah pada nasib dan
berani mengambil keputusan hidup dalam keadaan rumit sekalipun.
Misalkan saja, ketika katak itu dikembalikan ke habitatnya
di sebuah toko binatang oleh seorang bocah berusia 10 tahun bernama Caroline
karena sang bocah tahu bahwa katak tersebut buntung, hidup katak tersebut
mengalami dilema. Apakah ia akan kembali hidup dalam kurungan sang pemilik toko
binatang atau ia akan mencari kehidupan di luar yang penuh rintangan dan gejolak
yang mungkin saja tidak terbatas.
Selain kisah katak buntung yang menggugah empati
pembaca dan mengajak pembaca berfilsafat dengan kisah hidup katak cacat, novel
ini juga terbilang unik. Biasanya tokoh yang diangkat dalam cerita novel adalah
manusia, namun sang penulis amat kreatif dengan menghadirkan tokoh binatang
dalam karyanya ini.
Novel ini menjadi
layak untuk dimiliki oleh siapa saja utamanya bagi mereka yang ingin belajar
filsafat dengan cara mudah. Apalagi, gaya bahasa yang digunakan sang penulis
begitu renyah, mudah dipahami, enak dibaca karena dibumbuhi dengan selera humor
yang membuat siapa saja tidak letih ketika membaca kisah petualangan seekor katak
buntung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar